Gunung Ile Lewotolok, yang terletak di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Kamis malam, gunung ini meletus tiga kali, disertai suara gemuruh. Letusan tersebut memiliki amplitudo antara 6 hingga 6,4 mm dengan durasi sekitar 27 hingga 31 detik. Kolom abu teramati mencapai ratusan meter di atas puncak gunung.
Sebelumnya, pada 21 Januari 2025, Gunung Ile Lewotolok juga mengalami erupsi dengan memuntahkan kolom abu setinggi 400 meter. Masyarakat diimbau untuk menjauhi area dalam radius 2 kilometer dari puncak gunung guna menghindari potensi bahaya.
Aktivitas vulkanik gunung ini telah berlangsung sejak akhir tahun 2020. Pada 29 November 2020, terjadi letusan besar yang menyebabkan ribuan warga mengungsi. Sejak saat itu, Gunung Ile Lewotolok terus menunjukkan aktivitas yang fluktuatif.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan status Level II (Waspada) untuk Gunung Ile Lewotolok. Masyarakat di sekitar gunung, terutama yang berada di sektor tenggara, selatan, dan barat daya, diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya guguran lava dan awan panas. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menggunakan masker guna menghindari dampak buruk dari abu vulkanik.
Pemerintah daerah bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata telah mengambil langkah-langkah antisipatif. Mereka mendirikan posko pengungsian dan menyiapkan rencana evakuasi jika aktivitas gunung meningkat. Warga di sekitar lereng gunung diminta untuk selalu mengikuti arahan dari pihak berwenang dan tidak panik.
Gunung Ile Lewotolok, dengan ketinggian 1.423 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Sejak tahun 1660, gunung ini telah mengalami beberapa kali letusan yang signifikan. Letusan terbesar tercatat pada tahun 1920, yang menyebabkan kerusakan parah di sekitar wilayah tersebut.
Masyarakat di luar wilayah terdampak juga diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi terkait aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Informasi resmi dapat diperoleh melalui PVMBG, BPBD, atau instansi terkait lainnya. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu di kalangan masyarakat.
Aktivitas vulkanik seperti yang terjadi di Gunung Ile Lewotolok mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam. Masyarakat diharapkan selalu mengikuti perkembangan informasi dari sumber resmi dan mematuhi arahan dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan bersama.
